Tampilkan postingan dengan label asuhan neonatus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label asuhan neonatus. Tampilkan semua postingan
Senin, 01 Oktober 2012 - 0 komentar

OBSTIPASI


BAB I
PENDAHULUAN

A.          LATAR BELAKANG
Obstipasi merupakan salah satu gangguan pencernaan yang cukup banyak dijumpai pada neonatus, bayi, dan anak. Obstipasi diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya penurunan frekuensi atau berkurangnya defekasi. Pada sebagian besar kasus, biasanya bayi mengalami abdominal distension dan gagal mengeluarkan meconium dalam beberapa jam pertama kehidupan. Gagal BAB pada periode neonatal harus selalu dipertimbangkan sebagai merupakan suatu abnormal sampai terbukti itu merupakan kasus lain. Sekitar 94% bayi normal, secara spontan mengeluarkan meconeum dalam 24 jam setelah lahir dan 99,8 % BAB dalam 48 jam pertama.
Pada sebagian kasus sumbatan usus besar, biasanya tidak ada riwayat hydramnion, karena banyak cairan amnion yang ditelan bisa diserap dari bowel fetus bagian proksimal hingga menuju obstruksi. Bayi yang gagal BAB biasanya menggambarkan adanya suatu obstruksi mekanik atau fungsional, yang nanti berkembang dari bukti klinis dan radiografi. Bayi ini mungkin mengalami abdominal distension dan mual yang mengarahkan mungkin adanya obstruksi bowel. Bayi bisa saja pada awalnya membuang sejumlah kecil meconium, tapi setelah itu tidak membuang BAB.

B.     TUJUAN
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan - tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan dari penulisan ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian dari Opstipasi
2.      Mengetahui jenis – jenis opstipasi
3.      Mengetahui sebab opstipasi
4.      Mengetahui tanda dan gejala opstipasi
5.      Mengetahui penanganan opstipasi


C.    MANFAAT
a.         Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
b.          Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Opstipasi
Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way =  perjalanan dan Stipare yang berarti to compress = menekan. Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus).
Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat. Sedangkan pada neonatus lanjut didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih.
Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Lebih dari 90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidah terjadi, maka harus dipikirkan adanya obstipasi. Akan tetapi, harus diingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi karena pada bayi yang menyusu dapat terjadi keadaan tanpa defekasi selama 5-7 hari dan tidak menunjukkan adanya gangguan feses karena feses akan dikeluarkan dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi. Hal ini masih dikatakan normal. Menurut data WHO, keluhan obstipasi dapat terjadi pada segala usia dari bayi sampai orang tua. pada bayi angka kejadian ini bisa mencapai 30-40% yang dapat mengalami masalah dengan keluhan obstipasi ini. Di Indonesia sendiri angka insidennya belum ada yang menjelaskan secara nominal tanpa melihat etiologinya, sedangkan berdasarkan etiologi obstipasi parsial didapatkan 10-15% dari seluruh kejadian obstipasi. angka kejadian obstipasi pada bayi berdasarkan penyebabnya memiliki frekuensi yang berbeda-beda berdasarkan keadaan yang mendasarinya.

B.     Jenis – Jenis Opstipasi
a.       Obstipasi  Total
Memiliki ciri khas tidak keluarnya feses atau atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapat rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.
b.      Obstipasi  Parsial
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari, tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.

C.    Sebab dari obstipasi
a.       Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus.
b.      Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.
c.       penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat.
d.      Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltik.

D.    Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala obstipasi disebabkan oleh
a.       Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih.
b.      Sakit dan kejang pada perut.
c.         Bayi sering menangis.
d.       Susah tidur dan gelisah
e.       Kadang-kadang muntah.
f.       Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi).
g.      Bayi susah/tidak mau menyusui.
h.      Bising usus yang janggal.

E.     Patofisiologi dan pathogenesis
Pada keadan normal sebagian besar rektum dalam keadaan kosong, kecuali bila ada refleks masa dari kolon yang mendorong feses ke dalam rektum yang terjadi sekali atau dua kali sehari. Hal tersebut memberikan stimulasi pada arkus aferen dari refleks defekasi. Dengan adanya stimulasi pada arkus aferen tersebut akan menyebabkan kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah defekasi. Mekanisme usus yang normal terdiri atas 3 faktor, yaitu sebagai berikut:
a.       Asupan cairan yang adekuat.
b.       Kegiatan fisik dan mental.
c.       Jumlah asupan makanan berserat.
Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang akan dicerna memasuki kolon, air dan eletrolit diabsorbsi melewati membran penyerapan. Penyerapan tersebut berakibat pada perubahan bentuk feses, dari bentuk cair menjadi bahan yang lunak dan berbentuk. Ketika feses melewati rektum, feses menekan dinding rektum dan merangsang defekasi.
Apabila bayi tidak mengkonsumsi ASI (cairan) secara adekuat, produksi dari pencernaan lebih kering dan padat, serta tidak dapat dengan segera digerakkan oleh gerakan peristaltik menuju rektum, sehingga penyerapan terjadi terus-meneerus dab feses menjadi semakin kering, padat dan susah dikeluarkan, serta menimbulkan rasa sakit. Ini yang menyebabkab bayi tidak bisa BAB dan akan menyebabkan kemungkinan berkembangnya luka. Proses dapat terjadi bila menurun peristaltik usus dsb. Hal tersebut menyebabkan sisa metabolisme berjalan lambat yang kemungkinan akan terjadi penyerapan air yang berlebihan.
Bahan makanan berserat sangat dibutuhkan untuk merangsang peristaltik usus dan pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran cerna menuju ke saluran yang lebih besar. Sumbatan pada usus dapat juga menyebabkab obstipasi.

F.     Diagnosa Obstipasi
Obstipasi didiagnosa melalui cara:
a.       Anamnesis
Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partialAnamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi.
Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma
Anamnesis juga digunakan untuk Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial.   Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi. Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma.
b.       Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon.
Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak.
Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid
Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rectum
c.       Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang menderita obstipasi adalah :Pemeriksaan Hb, Pemeriksaan Urine dan pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu.
d.      Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays
dengan atau tanpa bahan kontras.Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.
e.        Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi


G.    Penanganan Obstipasi
a.       Perawatan medis : meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mence gah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit
b.      Operasi : untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.
c.       Diet : pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapa diberikan makanan cair dan obat-obat oral.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Obstipasi merupakan penyakit yang disebabkan oleh terhalangnya gerakan feses dalam usus. Obstipasa berbeda dengan konstipasi meski keduanya agak mirip. Obstipasi terbagi dua macam yaitu opstipasi total dan opstipasi parsial. Lakukan diagnosis dengan tepat dengan terleih dahulu menanyakan riwayat penyakit yang lalu. Tetapi penyembuhan dengan perawatan medis yang tepat, bila hal tersebut masih belum maksimal maka lakukan operasi dan diet.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/78403585/Obstipasi
http://vina-midwife.blogspot.com/2010/07/obstipasi-pada-neonatus.html
http://nursecaremine.blogspot.com/2012/07/asuhan-obstipasi-pada-bayi.html




- 0 komentar

MAKALAH BBL BERMASALAH ORAL TRUSH DAN DIAPER RASH


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan. Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa. Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan. Jarang sekali terjadi sariawan di gusi. Munculnya pun hanya satu, paling banyak dua. Tidak pernah berjejer seperti yang terjadi pada orang dewasa.
Ada beberapa jenis sariawan yang kerap terjadi pada anak. Di antaranya stomatitis apthosa, yaitu sariawan karena trauma, misalnya tergigit atau terkena sikat gigi sehingga luka atau lecet. Lalu, sariawan oral thrush/moniliasis, yang disebabkan jamur candida albican. Biasanya sariawan ini banyak dijumpai di lidah. Ada pula stomatitis herpetik yang disebabkan virus herpes simplek. Sariawan jenis ini berlokasi di bagian belakang tenggorokan.

B.       Tujuan
1.    Mengetahui pengertian dari oral trush
2.    Mengetahui penyebab dan penanggulangan oral trush
3.    Mengetahui tanda dan gejala oral trush
4.    Mengetahui pengertian diaper rash
5.    Mengetahui penyebab dan penagulangan diaper rash
6.    Mengetahui tanda dan gejala diaper rash

BAB II
ISI

ORAL TRUSH (Penyakit Mulut Pada Bayi)

 

A.      Pengertian
Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.

B.       Etiologi
Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral thrush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral thrush yang menetap.
Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan.Oral thrush juga dapat terjadi karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di mulut. Lesi-lesi mulut mempunyai konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut, bercak bercak dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah.
Keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme. Infeksi berat dapat menyebar menuruni esophagus.

C.      Tanda Dan Gejala
Pada bayi, gejala sariawan berupa suhu badan meninggi hingga 40 derajat Celcius, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, tak mau makan atau makanan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus. Biasanya disertai dengan bau mulut yang kurang sedap, akibat kuman atau jamur. Sedangkan pada balita, kadang suhu yang naik tak terlalu tinggi dan nafsu makannya berkurang.
1.      Tanda
Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil. Warnanya putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm. Kemudian berkembang berbentuk selaput. Jika selaputnya mengikis, maka akan terlihat berbentuk seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan tetap, tidak membesar, melebar, atau menjalar seperti halnya bisul.
Biasanya pemunculan vesikel ini bersamaan dengan timbulnya panas. Adakalanya vesikel baru muncul 1-2 hari setelah panas. Kadang malah tanpa disertai panas, jika vesikel yang muncul cuma satu. Yang membuat panas umumnya sariawan karena jamur candida atau virus herpes.
Sebetulnya sariawan bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik. Namun sariawan karena jamur harus diobati dengan obat anti-jamur. Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu. Jika sariawan tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang tak sampai menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut. Tetapi, sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah.
2.      Gejala
Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak licin, berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah dan pinggir atau pada belahan bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah sehingga mulut terasa perih.
Secara keseluruhan Gejala oraltrush yaitu :
1.      Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan.
2.      Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu.
3.      Mukosa mulut mengelupas.
4.      Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian berdarah.
5.      Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
6.      gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius.
7.      Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus.
8.      Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel.

D.      Komplikasi
Apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan menebabkan kesukaran minum(menghisap puting susu atau dot) sehingga akan berakibat bayi kekurangan makanan.Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan dan menimbulkan infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang diare. Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang lama
E.       Penatalaksanaan
Terdiri dari 2 cara :
1) Medik /pengobatan
Memberikan obat antijamur, misalnya :a. Miconazol : mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel miconazole dapat diberikan ke lesi setelah makan.b.Nystatin : tiap pastille mengandung 100.000 unit nistatin. Satu pastille harus dihisap perlahan-lahan 4 kali sehari selama 7-14 hari. Pastille lebih enak daripada sediaan nistatin lain. Nistatin ini mengandung gula.
2) Keperawatan
Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum dan risiko terjadi diare. Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum dipakai.
Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan dengan autoclaff dan hendaknya setiap bayi menggunakan dot satu-satu atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih dan disimpan kering, nanti ketika akan dipakai seduh dengan air mendidih.
Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat menyebabkan oral thrush juga dapat mempengaruhi bentuk rahang.Jika bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari oral thrush sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum juga dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika kebetulan ada bakteri di dalam mulut.
Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada mulut tersebut.Apabila oral thrush sudah terjadi pada anak dan sudah diberikan obat, selain menjaga kebersihan mulut berikanlah makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering dan setiap habis makan berikan air putih dan usahakan agar sering minum.Oral thrush dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan mulut dan sering-seringlah minum apalagi sehabis makan.
Sariawan dapat sembuh dengan sendirinya, kecuali sariawan akibat jamur yang harus diobati dengan obat antijamur. Masa penyembuhan relatif lama, yaitu seminggu. Jika tak segera diobati, dapat berkelanjutan meski hanya menyebar di sekitar mulut saja. Tapi jamur yang tertelan dan melewati pembuluh darah, juga bisa menyebabkan diare.
Saat sariawan, biasanya si kecil enggan makan atau minum. Berikut kiat untuk membantunya mendapatkan asupan yang dibutuhkan:
·       Suapi makannya dengan menggunakan sendok secara perlahan-lahan. Usahakan minum menggunakan sedotan dan gelas, untuk menghindari kontak langsung dengan sariawan serta tak menimbulkan gesekan dan trauma lebih lanjut.
·       Berikan makanan yang bertekstur lembut dan cair, pada intinya yang mudah ditelan dan disuapi. Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, agar tidak menambah luka.
·       Makanan yang banyak mengandung vitamin C dan B serta zat besi, dapat memercepat proses penyembuhan. Misalnya buah-buahan dan sayuran hijau. Kekurangan vitamin C dapat memudahkan si kecil mengalami sariawan.
·       Olesi bagian yang sariawan dengan madu.Jika telah diberi obat, biasanya obat kumur, tetapi tak juga sembuh, kemungkinan ada penyebab lain. Misalnya kuman yang telah bertambah, pemakaian obat dengan dosis tak tepat, atau cara memberi makanan yang membuat sariawan si kecil kembali mengalami trauma di lidah.
Bisa juga lantaran daya tahan tubuh anak yang rendah. Biasanya anak yang sering sariawan, lebih banyak akibat daya tahan tubuhnya rendah dan kebersihan mulut dan gigi yang tak terjaga.
    
DIAPER RASH (RUAM POPOK)

a.       Pengertian
Diaper rash(ruam popok) merupakan akibat akhir karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik.
b.      Penyebab
a)      Kebersihan kulit yang tidak terjaga
b)      Jarang ganti popok setelah bayi kencing
c)      Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas
d)     Akibat mencret
c.       Tanda dan gejala
a)      Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai erytema.
b)      Eropsi pada daerah kontak yang menonjol seperti : pantat,alat kemaluan,perut bawah dan paha atas.
c)      Keadaan lebih parah dapat terjadi : papitaerythematosa, vesicular, ulcerasi.
d.      Penatalaksanaan
a)         Daerah yang terkena diaper rush,tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering
b)        Untuk membersihkan kulit iritasi dengan menggunakan kapas halus yang  mengandung minyak
c)         Segera bersihkan dan keringkan bila anak ,kencing atau berak
d)        Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/daerah yang iritasi
e)         Usahakan memberikan makanan TKTP dengan porsi yang cukup
f)         Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara    keseluruhan.
g)        Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat nya.
h)        Pakaian/celana yang basah oleh air kencing harus di rendam dalam air yang dicampur acidum boricum
i)          Kemudian di bersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci lansung di bilas dengan bersih dan keringkan.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Oral thrush dan diaper rash merupakan penyakit pada bayi yang di akibatkan karna daya tahan tubuh yang kurang baik dan lingkungan sekitar yang kurang terjaga kebersihannya.Oleh karna itu pentingnya peran orang tua dalam merawat bayi agar terhindar dari peyakit di atas karna sangat mengganggu kenyamanan bayi.

B.   Lampiran
1.      Oral Trush





2.      Diaper Rash

- 0 komentar

SEBORRHEA DAN BISULAN


                 BAB I
PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG
1.   SEBORRHEA
Adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata. Proses pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka akan timbul gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah yaitu dermatitis seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala.

2.   BISULAN
Dinding atau tonjolan kulit yang terbentukdan menjadi bisul ini biasanya terasa nyeri. Hal ini karena didalamnya terdapat jaringan tubuh yang masih berfungsi yang sedang berperang melawan bakteri penyebab infeksi. Apalagi kalau penyakit bisulan ini menyerang bagian pantat , penderita akan mengalami kesulitan duduk ataupun saat tidur. Tak jarang penderita mengalami nyeri hebatdisertai rasa berdenyut di sekitar bagian tubuh yang tumbuh bisul. Dari penampakannya, bisul berwarna kemerahan dengan bagian ujung berwarna putih. Dalam perkembangannya, warna merah akan menjadi kekuningan karena di penuhi dengan nanah. Namun tak jarang, kalau kondisi dan daya tubuh cukup baik, bisul akan mengempes dan sembuh dengan sendirinya.
B.     TUJUAN
a.       Tujuan Umum
Agar mahasiswa lebih memahami tentang seborrhea dan bisulan pada bayi.

b.      Tujuan Khusus
-          Untuk mengetahui dan memahami tentang seborrhea pada bayi
-          Untuk mengetahui dan memahami tentang penyebab seborrhea pada bayi.
-          Untuk mengetahui dan memahami tentang gejala seborrhea.
-          Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana pengobatan seborrhea pada bayi.
-          Untuk mengetahui dan memahami tentang bisulan pada bayi.
-          Untuk mengetahui dan memahami tentang penyebab bisulan pada bayi.
-          Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana menangani bisulan pada bayi.

BAB II
ISI

A.  SEBORRHEA
1.   Pengertian
Dermatitis seborrheic, adalah ketombe pada bayi, hal ini terkait dengan hormon androgen milik ibunya yang masih tersisa di dalam tubuhnya. Itulah kenapa, lewat dari masa bayi, masalah ini akan menghilang seiring dengan berkurangnya kadar hormon androgen.
Namun, tidak semua bayi akan mengalami dermatitis seborrheic. Jadi hanya bayi tertentu saja, terutama yang mengalami atopik, yakni kecenderungan untuk bereaksi menyimpang terhadap bahan-bahan yang bersifat umum. Bila reaksi menyimpang itu terjadi di kulit kepala, maka akan timbul dermatitis seborrheic bahkan eksim. Bila dermatitis seborrheic ini tidak ditangani secara tepat, mungkin saja akan berlanjut menjadi infeksi. Biasanya disertai proses inflamasi atau peradangan di dalam kulitnya. Ditandai dengan sisik yang berada di atas kulit yang kemerahan.
Anak yang atopik umumnya lahir dari orang tua yang berbakat atopik.Bila orang tua menderita alergi terhadap benda-benda tertentu, hal ini kemungkinan menurun pada anaknya. Biasanya, anak yang atopik akan mengalami eksim dan mengalami kelainan di lipat-lipatan tubuh, seperti ketiak, selangkangan, lipatan leher, lipatan hidung, maupun di bagian tubuh lain yang memiliki rambut, seperti alis dan di sekitar kemaluan pada anak yang sudah puber. Hal ini terjadi karena kelenjar minyak selalu berada dalam satu unit dengan folikel rambut. Oleh karena yang paling banyak memiliki kelenjar minyak adalah kepala, maka gangguan pun sering terjadi di situ seperti dermatitis seborrheic dan ketombean.

Kelainan Kulit Kepala
Seperti diungkapkan tadi, selepas dari masa bayi, maka dermatitis seborrheic segera menghilang karena hormon androgen yang berasal dari ibu sudah habis. Namun bila lewat usia ini masih juga muncul, berarti telah terjadi sesuatu yang tidak normal. Mungkin saja, sisik-sisik halus itu muncul karena adanya kelainan pada kulit kepala anak balita. Nah, pada usia balita penyebabnya belum bisa dipastikan. Salah satu dugaan kuat adalah tumbuhnya jamur, sehingga memicu peningkatan produksi kelenjar minyak yang lumayan pesat.

2.   Penyebab Seborrhea
Penyebabnya tidak diketahui. Dermatitis seboreik sering ditemukan sebagai penyakit keturunan dalam suatu keluarga. Salah satu penyebab ketombe adalah Pitysporum ovale ( P. Ovale ). Walaupun namanya mungkin sedikit menakutkan , tetapi P. Ovale adalah jamur yang secara alami terdapat pada kulit kepala dan bagian kulit yang lain.
Dalam jumlah yang sedikit, jamur ini tidak menyebabkan kerugian yang berarti. Namun, dengan adanya perubahan cuaca, hormon, dan stress, kulit kepala kita akan menghasilkan lebih banyak minyak, sehingga menyebabkan jamur P. Ovale berkembang biak. Dengan berkembangbiaknya jamur tersebut, akan menyebabkan gatal pada kulit kepala dan mempercepat kerontokan sel kulit yang lama. Hasilnya timbul Ketombe.
Kondisi ketombe yang parah atau dermatitis seboroik (seborrhea), seringkali ditemukan di kulit kepala. Namun dapat juga ditemukan di alis mata, pipi, di belakang telinga atau bagian dada. Seborrhea berupa sisik berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala
Faktor resiko terjadinya dermatitis seboreik:
·       Stres
·       Kelelahan
·       Cuaca dingin
·       Kulit berminyak
·       Jarang mencuci rambut
·       Pemakaian losyen yang mengandung alkohol
·       Penyakit kulit (misalnya jerawat)
·       Obesitas (kegemukan).
Proses pergantian kulit mati, yang kemudian diganti dengan sel-sel kulit dibawahnya disebut keratinisasi. Ada beberapa hal yang membuat periode keratinisasi ini tidak normal, diantaranya:
·       Keaktifan kelenjar minyak kulit yang meningkat. Ketombe terjadi pada kulit kepala yang produksi minyaknya berlebihan.
·       Mikroorganisme,Adanya peningkatan jumlah fungus bernama Pityrosporum Ovale. Fungus ini bertanggung-jawab pada proses pemecahan lemak kulit, yang menyebabkan iritasi kulit kepala.
·       Makanan berlemak,
·       Mengakibatkan produksi minyak dari kelenjar minyak bertambah. Asupan lain yang juga punya andil besar merangsang kelenjar minyak membentuk minyak kulit adalah sambal, alkohol, kopi, serta rokok.
·       Zat atau bahan yang menempel pada kulit kepala seperti obat-obatan tertentu, sabun, shampoo, minyak rambut. Zat-zat ini secara langsung merangsang kulit kepala, atau menjadi media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
·       Hormon tertentu. Hormon yang dapat memacu keaktifan kelenjar minyak misalnya hormon Androgen.
·       Hal lain seperti stress, genetika, cuaca.
Seborrhea ini bukan cuma terdapat pada kulit kepala saja? Inilah yang kemudian menjadi Seborrheic Dermatitis, atau keadaan kulit yang berwarna merah, bersisik, dan sangat gatal. Bisa terjadi di kulit kepala, samping kiri dan kanan hidung, alis, bulu mata, kulit di belakang kuping, dada bagian tengah, pusar, ketiak, lipatan buah dada, selangkangan, atau bokong.
Setiap orang pastilah mengalami Seborrheic Dermatitis. Pada bayi disebut dengan nama Cradle Cap. Tanpa diobati serius, Cradle Cap ini akan hilang saat usia bayi berkisar antara delapan hingga 12 bulan. Cradle Cap pada bayi merupakan warisan hormon berlebih yang diberikan si ibu, sebelum bayi tersebut lahir.

3.   Gejala Seborrhea

Dermatitis seboreik biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan sisik kering atau berminyak di kulit kepala (ketombe), kadang disertai gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut. Pada kasus yang lebih berat, timbul beruntusan/jerawat bersisik kekuningan sampai kemerahan di sepanjang garis rambut, di belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis mata dan dada.
Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan ruam tebal berkeropeng berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan kadang tampak sebagai sisik berwarna kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit kepala ini sering disertai dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis seboreik menyebabkan timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang sukar disembuhkan.
Kemerahan
Tanda ketiga dari ketombe dikenal dengan seborrhea. Dalam kondisi ini, terlihat kemerahan di sekitar kulit kepala. Dapat juga terlihat di sekitar alis mata, pipi, belakang telinga atau bagian dada.

4.   Pengobatan Seborrhea

Bayi.
Kulit kepala dicuci dengan sampo bayi yang lembut dan diolesi dengan krim hydrocortisone. Selama ada sisik, kulit kepala dicuci setiap hari dengan sampo yang lembut; setelah sisik menghilang cukup dicuci 2 kali/minggu. Kini banyak sediaan krim, lotion, dan shampoo di pasaran untuk membasmi ketombe. Produk-produk yang digunakan untuk mengatasi ketombe biasanya mengandung asam salisilat, coal tar, zinc pyrithione, selenium sulfida dan belerang.




B.  BISULAN
Bisul yang menyerang kulit bayi akan membuat bayi menjadi rewel, karena kemunculannya selalu disertai dengan rasa nyeri bahkan tak jarang disertai dengan meningkatnya suhu tubuh bayi.
Bisul merupakan salah satu bentuk infeksi kulit yang dapat meyerang
manusia dari segala usia, hanya saja kulit bayi lebih sensitive sehingga
lebih mudah mengalaminya. 

1.   Penyebab bisul pada bayi 
adalah karena adanya peradangan akibat infeksi bakteri staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan salah satu jenis bakteri gram positif yang bersifat mikrofloral normal manusia (tinggal menetap di bagian tertentu tubuh manusia). Dengan demikian bakteri ini sebenarnya sudah sangat akrab dengan manusia, hanya saja karena kondisi tertentu dapat menimbulkan infeksi.
Faktor kebersihan lingkungan merupakan faktor utama penyebab bisul pada bayi. Di lingkungan yang kotor bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada kulit bayi. Saat mulai terjadi infeksi, bayi dapat mengalami peningkatan suhu tubuh atau demam. Bakteri ini juga akan menghasilkan nanah pada bagian yang terinfeksi. Dengan adanya nanah maka muncul pembengkakan di bawah kulit akibat penumpukan nanah serta menimbulkan rasa nyeri, akibatnya bayi sering rewel dan sulit tidur apalagi jika bisul muncul di sekitar kepala. Di bagian yang terinfeksi juga biasanya berwarna kemerahan bahkan terkadang menghitam.

2.   Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mengatasi bisul pada bayi.
a.       Pertama harus dipahami bahwa bisul disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga tidak berhubungan dengan pola makan bayi atau ibu yang menyusui. Jika belum parah, kompres air hangat dapat mengatasi bisul pada bayi. Kompres hangat dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan bayi. Hal lain yang harus dipahami adalah bisul tidak boleh dipencet untuk mengeluarkan nanahnya, karena justru akan memperburuk kondisi infeksi tersebut.

Jika sudah muncul nanah sebaiknya bayi segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan tindakan yang terbaik.Kebersihan Kulit bayi harus menjadi perhatian, agar infeksi tidak semakin menyebar. Sementara untuk obat bisul bayi, jenis yang digunakan adalah antibiotik. Antibiotik sering digunakan sebagai obat bisul pada bayi karena berfungsi untuk membunuh bakteri sehingga infeksi bisul akan terhenti


BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Seborrhea disebut pula dengan Dermatitis seboroik yaitu kelainan kulit berupa peradangan superfisial dengan papuloskuamosa yang kronik dengan tempat predileksi di daerah-daerah seboroik yakni daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti pada kulit kepala, alis, kelopak mata, naso labial, bibir, telinga, dada, axilla, umbilikus, selangkangan dan glutea. Pada dermatitis seboroik didapatkan kelainan kulit yang berupa eritem, edema, serta skuama yang kering atau berminyak dan berwarna kuning kecoklatan dalam berbagai ukuran disertai adanya krusta.
Dermatitis seborrheic umumnya hanya terjadi pada bayi karena hal ini terkait dengan hormon androgen milik ibunya yang masih tersisa di dalam tubuhnya. "Itulah kenapa, lewat dari masa bayi, masalah ini akan menghilang seiring dengan berkurangnya kadar hormon androgen. Namun, tidak semua bayi akan mengalami dermatitis seborrheic. Jadi hanya bayi tertentu saja, terutama yang mengalami atopik, yakni kecenderungan untuk bereaksi menyimpang terhadap bahan-bahan yang bersifat umum. Bila reaksi menyimpang itu terjadi di kulit kepala, maka akan timbul /dermatitis seborrheic/ bahkan eksim. Bila dermatitis seborrheic ini tidak ditangani secara tepat, mungkin saja akan berlanjut menjadi infeksi. Biasanya disertai proses inflamasi atau peradangan di dalam kulitnya. Ditandai dengan sisik yang berada di atas kulit yang kemerahan.
 bisul pada bayi adalah karena adanya peradangan akibat infeksi bakteri staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan salah satu jenis bakteri gram positif yang bersifat mikrofloral normal manusia (tinggal menetap di bagian tertentu tubuh manusia). Dengan demikian bakteri ini sebenarnya sudah sangat akrab dengan manusia, hanya saja karena kondisi tertentu dapat menimbulkan infeksi.
Faktor kebersihan lingkungan merupakan faktor utama penyebab bisul pada bayi. Di lingkungan yang kotor bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada kulit bayi. Maka dari itu kebersihan lingkungan di sekitar bayi harus dijaga.

B.  SARAN
Dari makalah yang kami susun ini, kami mengharapkan pembaca memahami secara jelas mengenai seborrhea dan bisulan pada bayi.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi ibu-ibu yang mempunyai bayi pada khususnya dan pembaca pada umunya.