Kamis, 24 Mei 2012 - 0 komentar

Makalah Masa Persalinan


                                                         BAB I                           
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Selama kehamilan, janin tinggal dengan aman pada rahim calon ibu. Di tempat yang terlindung ini, janin mendapat makanan yang bergizi, terlindung dan terus berkembang sampai akhirnya janin lengkap membentuk organ-organ tubuh dan siap dilahirkan. Proses ini dapat terus berlangsung karena leher rahim tertutup rapat sehingga janin dapat terus tinggal aman di dalam rahim selama kurang lebih 9 bulan. Setelah masa kehamilan selesai, kini janin siap untuk keluar dari rahim dalam proses persalinan.
Seorang calon ibu yang akan bersalin, biasanya akan dimulai dengan rasa mulas pada perut yang diakibatkan gerakan kontraksi pada otot-otot uterus. Rasa yang tidak menyenangkan dan membuat sakit seorang calon ibu. Kemudian, untuk mempersiapkan jalan keluar bagi bayi, leher rahim mulai menipis, melunak dan merenggang juga ditambah dengan membesarnya vagina. Bersamaan dengan membesarnya leher rahim dan vagina, selaput ketuban pecah dan menjadi penanda, bayi harus segera keluar.
Sebagai tenaga untuk mendorong bayi, rahim mulai menciut dan berkontraksi yang akan membantu bayi keluar. Calon ibu juga harus membantu besarnya tenaga dorongan agar bayi dapat segera keluar. Pada persalinan normal, seorang calon ibu mengejan agar kelahiran bayi yang ditunggu-tunggu dapat terjadi.
Penyebab rahim yang menciut dan perenggangan leher rahim dipicu oleh 2 hal. Pertama, dihasilkannya hormon oksitosin yang diproduksi otak dalam jumlah yang besar. Faktor kedua adalah berhentinya hormon progesteron dari plasenta sehingga rahim mulai berkontraksi dan akan mendorong bayi keluar.
Setelah bayi keluar, bayi harus mengalami perubahan lingkungan yang sangat berbeda dari tempat tinggal sebelumnya di dalam rahim. Jika sebelumnya paru-paru janin pada rahim berisi air ketuban, kini setelah lahir, paru-paru bayi harus diisi dengan udara agar dapat bernapas. Untuk mengisi paru-parunya dengan udara, bayi harus menangis dan ini menjadi tangisan pertama yang menentukan.
B.     Tujuan Penulisan
1 .      Mengetahui definisi persalinan
2.      Mengetahui sebab terjadinya proses persalinan
3.      Mengetahui persalinan ditentukan oleh 3 faktor “p” utama
4.      Mengetahui tanda dan gejala inpartu
5.      Mengetahui batasan berlangsungnya persalinan normal
6.      Mengetahui nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor

BAB II
ISI
A.    Definisi Persalinan
1.      Persalinan / partus
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
2.      Partus normal / partus biasa
 Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa
3.      Partus abnormal
 Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea.

B.     Sebab Terjadinya Proses Persalinan
1.      Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2.      (pada diagram, dari Lancet, kok estrogen meningkat ?)
3.      Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
4.      Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
5.      Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan.

C.    Faktor Persalinan
1.      Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
2.      Passage
Keadaan jalan lahir
3.      Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)

D.    Tanda dan Gejala Inpartu
Gejala persalinan sebagai berikut :
1.      Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
2.      Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
a)      pengeluaran lender
b)       lendir bercampur darah
3.      Dapat disertai ketuban pecah.
4.      pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
a)      Perlukaan cervix
b)      Pendataran cervix
c)      Pembukaan cervix

E.     Batasan Berlangsungnya Persalinan Normal
Partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu :
1.      KALA I
Batasan persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan 1cm sampai 10cm (lengkap).
Fase-fase persalinan kala I
Kala I fase laten :
a)      pembukaan cervix kurang dari 3 cm
b)      cervix membuka perlahan selama fase ini
c)      fase laten biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam
Kala I fase aktif :
a)      pembukaan cervix 4 cm sampai 10 cm.
b)      his dalam fase ini lebih kuat dan cervix membuka lebih cepat.
c)      Fase aktif tidak boleh berlangsung dari 7 jam

2.      KALA II
Batasan persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin.
Tanda dan gejala persalinan kala II
Didapatkan hal-hal berikut ini:
a)      ibu ingin meneran
b)      perineum menonjol
c)      vulva dan anus membuka
d)     meningkatnya pengeluaran darah dan lender
e)      kepala telah turun di dasar panggul.


Diagnosis pasti persalinan kala II adalah bila saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan:
a)      pembukaan cervix lengkap
b)      kepala bayi terlihat pada introitus vagina.

3.       KALA III
Batasan persalinan kala III (tiga) dimulai setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Normalnya pelepasan plasenta berkisar ± 15-30 menit setelah bayi lahir.
Ø  Fisiologi dan penatalaksanaan kala III
Pada persalinan kala III myometrium akan berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Pengurangan ukuran uterus ini menyebabkan pula berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlepas dari dinding uteri setelah plasenta terpisah, ia akan turun ke segmen bawah rahim.
Tanda-tanda pelepasan plasenta
a)      Bentuk uterus globuler
b)      Tali pusat bertambah panjang (tanda afeld)
c)      Semburan darah tiba-tiba.
Cara pelepasan plasenta ada 2 :
a)      Secara Schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan terjadi hematoma retroplasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan hematoma diatasnya sekarang jatuh kebawah dan menarik lepas selaput janin. Bagian plasenta yang tampak pada vulva adalah permukaan foetal sedangkan hematoma sekarang berada dalam kantong yang berputar balik. Pada pelepasan secara schultze tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya. Baru seluruh plasenta lahir darah sekonyong-konyong mengalir. Pelepasan secara schultze paling sering kita jumpai.
b)      Secara Ducan
Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir antara selaput janin dan dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari plasenta lepas dan terus berlangsung sampai plasenta lepas secara keseluruhan. Pelepasan secara ducan sering terjadi pada plasenta letak rendah.

4.      KALA IV
Batasan persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah itu. Pemantauan pada kala IV :
a)      kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
b)      perkiraan pengeluaran darah
c)      laserasi atau luka episiotomi pada perineum dengan perdarahan aktif.
d)     Keadan umum dan tanda-tanda vital ibu.

F.     Faktor Nyeri Persalinan pada Waktu His
1.      Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2.      Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3.      Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4.      Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
5.      Pengukuran kontraksi uterus
6.      Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
7.      Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
8.      Satuan his : unit montevide (intensitas tekanan / mmhg terhadap frekuensi).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa selama kehamilan, janin tinggal dengan aman pada rahim calon ibu. Di tempat yang terlindung ini, janin mendapat makanan yang bergizi, terlindung dan terus berkembang sampai akhirnya janin lengkap membentuk organ-organ tubuh dan siap dilahirkan. Proses ini dapat terus berlangsung karena leher rahim tertutup rapat sehingga janin dapat terus tinggal aman di dalam rahim selama kurang lebih 9 bulan.
Penyebab rahim yang menciut dan perenggangan leher rahim dipicu oleh 2 hal. Pertama, dihasilkannya hormon oksitosin yang diproduksi otak dalam jumlah yang besar. Faktor kedua adalah berhentinya hormon progesteron dari plasenta sehingga rahim mulai berkontraksi dan akan mendorong bayi keluar.

0 komentar:

Posting Komentar