BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Selama
kehamilan, janin tinggal dengan aman pada rahim calon ibu. Di tempat yang
terlindung ini, janin mendapat makanan yang bergizi, terlindung dan terus
berkembang sampai akhirnya janin lengkap membentuk organ-organ tubuh dan siap
dilahirkan. Proses ini dapat terus berlangsung karena leher rahim tertutup
rapat sehingga janin dapat terus tinggal aman di dalam rahim selama kurang
lebih 9 bulan. Setelah masa kehamilan selesai, kini janin siap untuk keluar
dari rahim dalam proses persalinan.
Seorang
calon ibu yang akan bersalin, biasanya akan dimulai dengan rasa mulas pada
perut yang diakibatkan gerakan kontraksi pada otot-otot uterus. Rasa yang tidak
menyenangkan dan membuat sakit seorang calon ibu. Kemudian, untuk mempersiapkan
jalan keluar bagi bayi, leher rahim mulai menipis, melunak dan merenggang juga
ditambah dengan membesarnya vagina. Bersamaan dengan membesarnya leher rahim
dan vagina, selaput ketuban pecah dan menjadi penanda, bayi harus segera
keluar.
Sebagai
tenaga untuk mendorong bayi, rahim mulai menciut dan berkontraksi yang akan
membantu bayi keluar. Calon ibu juga harus membantu besarnya tenaga dorongan
agar bayi dapat segera keluar. Pada persalinan normal, seorang calon ibu
mengejan agar kelahiran bayi yang ditunggu-tunggu dapat terjadi.
Penyebab
rahim yang menciut dan perenggangan leher rahim dipicu oleh 2 hal. Pertama,
dihasilkannya hormon oksitosin yang diproduksi otak dalam jumlah yang besar.
Faktor kedua adalah berhentinya hormon progesteron dari plasenta sehingga rahim
mulai berkontraksi dan akan mendorong bayi keluar.
Setelah
bayi keluar, bayi harus mengalami perubahan lingkungan yang sangat berbeda dari
tempat tinggal sebelumnya di dalam rahim. Jika sebelumnya paru-paru janin pada
rahim berisi air ketuban, kini setelah lahir, paru-paru bayi harus diisi dengan
udara agar dapat bernapas. Untuk mengisi paru-parunya dengan udara, bayi harus
menangis dan ini menjadi tangisan pertama yang menentukan.
B.
Tujuan
Penulisan
1 .
Mengetahui definisi persalinan
2.
Mengetahui sebab terjadinya proses
persalinan
3.
Mengetahui persalinan ditentukan oleh 3
faktor “p” utama
4.
Mengetahui tanda dan gejala inpartu
5.
Mengetahui batasan berlangsungnya
persalinan normal
6.
Mengetahui nyeri persalinan pada waktu
his dipengaruhi berbagai faktor
BAB II
ISI
A.
Definisi
Persalinan
1.
Persalinan / partus
Adalah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus
melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
2.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak
belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa
3.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan
tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi,
embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea.
B.
Sebab
Terjadinya Proses Persalinan
1.
Penurunan fungsi plasenta : kadar
progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta
berkurang.
2.
(pada diagram, dari Lancet, kok estrogen
meningkat ?)
3.
Tekanan pada ganglion servikale dari
pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos
uterus.
4.
Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh
hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
5.
Peningkatan beban / stress pada maternal
maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas
kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses
persalinan.
C.
Faktor Persalinan
1. Power
His
(kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
2. Passage
Keadaan
jalan lahir
3. Passanger
Keadaan
janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik
mayor)
D.
Tanda
dan Gejala Inpartu
Gejala persalinan sebagai berikut :
1.
Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur
dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
2.
Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda,
yaitu :
a) pengeluaran
lender
b) lendir bercampur darah
3.
Dapat disertai ketuban pecah.
4.
pada pemeriksaan dalam, dijumpai
perubahan serviks :
a) Perlukaan
cervix
b) Pendataran
cervix
c) Pembukaan
cervix
E.
Batasan
Berlangsungnya Persalinan Normal
Partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu :
1.
KALA I
Batasan
persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan 1cm sampai 10cm (lengkap).
Fase-fase
persalinan kala I
Kala
I fase laten :
a) pembukaan
cervix kurang dari 3 cm
b) cervix
membuka perlahan selama fase ini
c) fase
laten biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam
Kala
I fase aktif :
a) pembukaan
cervix 4 cm sampai 10 cm.
b) his
dalam fase ini lebih kuat dan cervix membuka lebih cepat.
c) Fase
aktif tidak boleh berlangsung dari 7 jam
2.
KALA II
Batasan
persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh
tubuh janin.
Tanda
dan gejala persalinan kala II
Didapatkan
hal-hal berikut ini:
a) ibu
ingin meneran
b) perineum
menonjol
c) vulva
dan anus membuka
d) meningkatnya
pengeluaran darah dan lender
e) kepala
telah turun di dasar panggul.
Diagnosis
pasti persalinan kala II adalah bila saat dilakukan pemeriksaan dalam
didapatkan:
a) pembukaan
cervix lengkap
b) kepala
bayi terlihat pada introitus vagina.
3.
KALA III
Batasan
persalinan kala III (tiga) dimulai setelah bayi lahir sampai plasenta lahir.
Normalnya pelepasan plasenta berkisar ± 15-30 menit setelah bayi lahir.
Ø Fisiologi
dan penatalaksanaan kala III
Pada
persalinan kala III myometrium akan berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Pengurangan ukuran uterus
ini menyebabkan pula berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena
tempat perlekatan menjadi kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka
plasenta akan terlepas dari dinding uteri setelah plasenta terpisah, ia akan
turun ke segmen bawah rahim.
Tanda-tanda
pelepasan plasenta
a) Bentuk
uterus globuler
b) Tali
pusat bertambah panjang (tanda afeld)
c) Semburan
darah tiba-tiba.
Cara
pelepasan plasenta ada 2 :
a) Secara
Schultze
Pelepasan
dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan terjadi hematoma retroplasentair
yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan hematoma
diatasnya sekarang jatuh kebawah dan menarik lepas selaput janin. Bagian
plasenta yang tampak pada vulva adalah permukaan foetal sedangkan hematoma
sekarang berada dalam kantong yang berputar balik. Pada pelepasan secara
schultze tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya
terlepas seluruhnya. Baru seluruh plasenta lahir darah sekonyong-konyong
mengalir. Pelepasan secara schultze paling sering kita jumpai.
b) Secara
Ducan
Pelepasan
dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir antara selaput janin dan dinding
rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari plasenta lepas dan terus
berlangsung sampai plasenta lepas secara keseluruhan. Pelepasan secara ducan
sering terjadi pada plasenta letak rendah.
4.
KALA IV
Batasan
persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah itu. Pemantauan
pada kala IV :
a) kelengkapan
plasenta dan selaput ketuban
b) perkiraan
pengeluaran darah
c) laserasi
atau luka episiotomi pada perineum dengan perdarahan aktif.
d) Keadan
umum dan tanda-tanda vital ibu.
F.
Faktor Nyeri Persalinan pada Waktu His
1.
Iskemia dinding korpus uteri yang
menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem
saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2.
Peregangan vagina, jaringan lunak dalam
rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3.
Keadaan mental pasien (pasien bersalin
sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4.
Prostaglandin meningkat sebagai respons
terhadap stress
5.
Pengukuran kontraksi uterus
6.
Amplitudo : intensitas kontraksi otot
polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak
lambat.
7.
Frekuensi : jumlah his dalam waktu
tertentu (biasanya per 10 menit).
8.
Satuan his : unit montevide (intensitas
tekanan / mmhg terhadap frekuensi).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa selama
kehamilan, janin tinggal dengan aman pada rahim calon ibu. Di tempat yang
terlindung ini, janin mendapat makanan yang bergizi, terlindung dan terus
berkembang sampai akhirnya janin lengkap membentuk organ-organ tubuh dan siap
dilahirkan. Proses ini dapat terus berlangsung karena leher rahim tertutup
rapat sehingga janin dapat terus tinggal aman di dalam rahim selama kurang
lebih 9 bulan.
Penyebab
rahim yang menciut dan perenggangan leher rahim dipicu oleh 2 hal. Pertama,
dihasilkannya hormon oksitosin yang diproduksi otak dalam jumlah yang besar.
Faktor kedua adalah berhentinya hormon progesteron dari plasenta sehingga rahim
mulai berkontraksi dan akan mendorong bayi keluar.
0 komentar:
Posting Komentar